Tips Ternak Burung Ciblek

Prinia familiaris adalah nama latin untuk burung ciblek, yang kini kicauannya terbatas diareakicau yang benar-benar masih ada di daerah seperti pulau Jawa, pulau Sumatra, dan juga pulau Bali. Itupun hanya sebatas di daerah  tertentu saja.

Langkanya burung ciblek tentu menjadikan burung yang memiliki ciri berbulu sayap warna putih bertipe prinia ini, menjadikan susah bagi penghobi burung yang hendak memeliharanya. Burung dapat dikatakan berukuran kecil ini, hal ini beralasan karena ukuran panjang tubuh dari ujung ekor sampai paruh umumnya sepanjang 12 cm.

[caption id="attachment_30304" align="alignright" width="300"]Tips Ternak Burung Ciblek Photo Credits : Wikipedia[/caption]

Dengan warna bulu dipunggung hijau keabu-abuan dengan bagian ujung ekor bermotif totol kehitaman tipis. Pada bagian punggung ada dua macam warna. Untuk tipe ciblek tegalan/ kebun dicirikan dengan warna dada putih sedangkan ciblek sawah berwarna abu abu agak gelap.


Ciblek dada putih memiliki intonasi yang panjang, keras dan lebih melengking dengan suara bersuara cap..cap..cap… sedangkan ciblek sawah berbunyi cip..cip..cip… Paruh burung ciblek berbentuk runcing dan kecil dengan bagian atas kehitaman dan bawah kekuningan. Kakinya sangat rapuh berwarna coklat kemerahan.

Dengan langkanya burung ciblek, sangat memungkinkan untuk di ternakan oleh para penghobi, selain kita dapat menjaga kelestarian si burung kecil ini, juga dengan berternak burung ciblek dapat pula menguntungkan dalam segi materi. Agar berhasil dalam berternak atau budidaya burung ciblek tentu syarat utama bagaimana memilih calon indukan dan pemeliharaan sepasang burung ciblek.

Agar kawin, bertelur, menetas dan piyiknya tumbuh dewasa. Niat dan keseriusan dalam berternak burung ciblek menjadi poin penting keberhasilan beternak burung ciblek.

Berikut beberapa panduan untuk berternak burung ciblek,


Calon indukan :


Calon indukan Jantan. Untuk indukan apapun termasuk burung ciblek pasti kita sudah paham, yaitu pilih indukan yang sehat, tidak cacat, Pilih burung yang sehat,jinak,sifat fighter tinggi,suara keras mengkristal,ada swara tembakan, tubuh besar, umur burung indukan jantan  diusahakan diatas 1 tahun.

Betina : Pilih burung yang sehat,agresif/mau ngeper bila didekatkan burung jantan,umur  minimal 6 bulan.


Kandang ternak :

Siapkan kandang dengan ukuran min 60x90x90 dengan dilengkapi tanaman semak untuk memberi kesan alami..kalau lebih dari 1 pasang,usahakan kontruksi  kandang satu sama lain tertutup sehingga burung satu pasangan dengan pasangan lainya tidak bisa saling melihat.


Proses penjodohan :

Dekatkan/tempel burung jantan dan betina dalam kandang berbeda dalam waktu 1 hari,bila belum saling merispon,jauh kan masing masing burung sehingga tidak bisa saling melihat satu sama lain ulangi keesokan harinya dan naikan jatah  ef nya, pagi 1sendok teh, siang kroto 1/2 sendok makan,sore jangkrik 2 ekor  atau limbah jangkrik/sisa potongan untuk lolohan piyik murai 1/2 sendok makan.

Bila sudah ada respon dengan ditandahi bunyi saut sautan irama kompak  jangan tergesagesa dulu memasukkan kedalam kandang ternak.

Usahakan ada kerinduan satu sama lain dengan cara menjuhkan tapi burung masih bisa saling  melihat sesekali dekatkan dan jauhkan lagi ulangi perlakuan ini dalam beberapa hari.

Kalau benar benar ada saling ketertarikan coba turunkan, untuk jantan cukup 5 ekor saja betina tidak sama sekali amati pasangan tersebut bila betina berusaha meminta dan jantan mau memberi sebagian dari ini pertanda  pasangan benar benar sudah cocok/jodoh.

Pada sore hari boleh di coba untuk dilepas dalam kandang ternak tetapi ef tidak di berikan dengan tujuan untuk menekan bi rahi sehingga burung tidak agresif dan tidak tarung.

Hali ini karena burung ciblek mempunyai sifat fighter yang kuat setelah 2 hr tanpa ef dan betul2 sudah jodoh baru pelan2 ef kembali di katrol, pagi uh 2 sendok teh,siang kroto 1 sendok makan sore jangkrik 4 ekor/limbah jangkrik 1 snd makan sedang untuk pur tetap  di berikan spt biasa / selalu tersedia.

Bila birahi sudah stabil akan terjadi perkawinan..dan tak lama kemudian burung  mulai bertelur


Kotak sarang :

Kotak sarang bisa menggunakan gelas plastik bekas/kotak kayu seukuran gelas  yang diisi serat nanas /daun cemara kering/rumput kecil kecil kering.


Masa pengeraman :

Telur biasanya akan menetas setelah dierami kurang lebih 11 hari, dalam keadaan ini yang  perlu di perhatikan ketenangan burung tidak terganggu.


Penyapihan :

Piyik di sapih pada umur 4-5 hari (panen dini) karena bila di sapih umur lebih dari 5 hari,resiko di buang oleh induknya sangat tinggi karena tingkat birahi burung ciblek sangat labil.


Ransum untuk piyik atau anakan :
Setelah disapih hingga saat umur 8 hari menu yang di berikan cukup kroto segar yang bersih di campur serutan kalk(beli di apotik) 1 butir klk cukup untuk  7-10 hari.

Setelah umur di atas 8 hr baru piyik dikenalkan makanan tambahan  berupa adonan encer voer (kroto kristal mactel halus) di campur kroto segar dan serutan kalk untuk memperkuat tulang diberikan 5-7 kali dengan porsi sedikit sedikit.

Setelah umur 22 hr biasanya sudah mulai belajar makan sendri, siapkan kroto segar pada tempatnya..kalau sudah bisa makan maksimal,campur kroto dengan sedikit pur kering, setelah umur 1bln burung sudah mau makan voer.

Demikian panduan yang cukup sederhana, tentang cara ternak burung ciblek. Tips dan panduan cara ternak burung ciblek diatas dapat dilakukan dengan tips lainnya, yang sesuai dengan pengalaman peternak burung ciblek.

 

Referensi :

https://id.wikipedia.org/wiki/Perenjak_jawa

http://areakicau.blogspot.co.id/2014/12/tips-ternak-burung-ciblek.html?m=1