Tips Membeli Burung

Bagi penggemar burung kicau yang sudah berpengalaman, mencari burung di pasar burung kicau tentu bukan hal yang sulit. Bahkan dengan melihat sepintas burung yang ditawarkan, Anda sudah memiliki feeling apakah burung mempunyai prospek bagus sebagai kicauan di rumah, atau justru bakal mengecewakan Anda. Tetapi bagaimana untuk penggemar burung kicau pemula.

Secara ringkas untuk penggemar burung kicau pemula agar mendapatkan burung yang gesit dan sehat berkualitas dapat menggunakan tips berikut:

  1. Warna bulu-bulunya terlihat kontras dan cerah

  2. Badan gagah dan tegap

  3. Mata melotot, cerah dan tatapannya tajam

  4. Cengkeraman kaki kuat

  5. Gerakan gesit dan lincah

  6. Rajin makan (rakus)

  7.  Kotorannya tidak bau

Namun demikian banyak pemula yang pernah dikecewakan pedagang burung, atau mungkin juga kecewa atas pilihannya sendiri yang ternyata keliru saat membeli burung. Alih-alih ingin mendengar suara kicauannya, yang dibelinya justru burung betina yang untuk spesies tertentu memang hanya memiliki nada panggilan saja.



Dalam kasus lain. ada juga burung yang dibeli ternyata hanya dapat bertahan hidup selama beberapa hari saja. Atau, burung berkelamin jantan dan bertahan hingga sekarang, namun “ngeriwik only”, meski umurnya sudah mapan.

Untuk itu berikut ini beberapa saran buat anda saat akan membeli burung kicauan di pasar burung :

Perhatikan burung yang mau dibeli secara lebih teliti. Selain kerapian dan kebersihan bulunya, pastikan warna bulu juga mengkilap. Bulu yang bersih dan mengkilap menandakan satwa ini dalam kondisi sehat.

Perhatikan apakah ada kecatatan dalam tubuhnya. Memang, burung cacat pun bisa berkicau dengan baik ketika kecacatan tak terkait dengan sistem pernafasan. Tetapi dalam hal-hal tertentu, burung cacat akan mengalami kesulitan beraktivitas, daya tempurnya rendah, dan yang paling sering terjadi adalah kurang laku dijual kembali.

Jika Anda berkeinginan untuk tetap memeliharanya, mungkin karena suaranya bisa dijadikan hiburan di rumah, sebaiknya tanyakan kepada pedagang mengenai faktor penyebab kecacatan itu. Misalnya pernah terkena penyakit tertentu, mengalami trauma (sangkar jatuh, terjepit, dan lain-lain).
Untuk jenis burung umum, misalnya sering dilombakan (kacer, murai, dan lain lain) atau banyak dipelihara para kicaumania seperti burung trucukan, tledekan, dan lain lain, Anda bisa minta bantuan pedagang untuk membedakan jenis kelamin burung. Bisa juga membawa teman yang sudah berpengalaman.
Tetapi jika burung yang mau dibeli jarang dijumpai di pasaran, apalagi belum diketahui bagaimana suaranya, maka kemungkinan untuk mendapatkan burung jantan dan betina adalah 50/50, alias untung-untungan.

Jika ingin mencari jenis burung tertentu, sebaiknya cari informasi dulu mengenai burung tersebut, mulai dari cara membedakan jantan dan betina, membedakan burung muda dan dewasa, perawatan hariannya mudah atau sulit. Dengan demikian, Anda sudah memiliki modal dasar pengetahuan dan bisa digunakan untuk hunting di pasar burung. Informasi bisa diperoleh melalui fasilitas pencarian di Om Google maupun di Om Kicau.

Sering terjadi, di rumah Anda sudah mempelajari jenis burung tertentu, dan yakin bisa melakukan sexing. Namun, begitu di pasar, Anda kembali ragu-ragu dan akhirnya malah memilih burung jenis lain yang sebelumnya tak direncanakan untuk dibeli.

Jangan tertipu oleh kandang yang digunakan penjual untuk menyimpan burung dagangannya. Pasalnya, banyak kicaumania pemula yang tertipu ketika melihat dasar kandang penuh kotoran padat. “Wah, ini pertanda burung sudah ngevoer nih,” fikirnya.
Namun, dalam kenyataannya, burung belum biasa makan voer, bahkan belum pernah mengenal pakan kering ini. Rupanya, si pedagang sengaja menyimpan burung di kandang yang sebelumnya digunakan untuk burung yang sudah ngevoer.

Untuk lebih jelasnya, Anda bisa menanyakannya kepada si pedagang. Kalau pedagang menipu, ya lain kali tak perlu beli lagi di sana. Anda juga bisa memantau langsung aktivitas burung bakalan tersebut saat diberi voer, apakah mau atau tidak. Kalau perlu, tunggu beberapa saat sampai burung mengeluarkan kotorannya.
Tips hunting burung Jangan lihat kotoran di dasar sangkar, tapi tunggu burung sampai mengeluarkan kotoran.

Banyak penggemar burung yang rela berlama-lama di pedagang langganannya, untuk memantau burung yang diincarnya apakah sudah bersuara atau belum. Anda pun bisa melakukan hal ini, meski belum akrab atau kenal dekat dengan si pedagang.

Tidak sedikit penggemar burung yang berencana membeli burung tertentu, namun dalam praktiknya malah membeli burung lain yang dianggapnya unik, langka, dan jarang ditemukan di pasar burung. Namun, beberapa hari setelah dibeli, baru ketahuan kalau burung tak bisa berkicau dengan baik, atau sekadar burung hias.
Hal ini seperti menjadi kebiasaan ketika berada di pasar burung, dengan alasan penasaran dengan suara burung tersebut sehingga burung apapun akan dibelinya, termasuk burung yang sebenarnya tidak bisa berkicau sama sekali.

Jika membeli burung sudah jadi dan berkelas seperti anis merah, murai batu, anis kembang, atau cucak hijau, biasanya kita mendapatkan bonus tambahan yaitu kandang yang digunakannya. Jika pedagang tidak memberikan bonus tersebut, Anda jangan ragu untuk meminta, dengan alasan agar burung tidak mudah stres akibat pergantian kandang. Proses adaptasi di rumah Anda pun menjadi lebih lancar jika burung masih berada di sangkar lamanya.
Apabila pedagang menolak memberikan kandang tersebut, Anda bisa meminta kandang berukuran kecil. Yang penting, saat mau dibawa ke rumah jangan menggunakan kantong atau besek, agar burung tidak stres dan rusak bulu. Kalaupun harus mengganti kandang baru, usahakan agar burung dipindah ke dalam kandang baru tersebut di tempat pembelian. Solusi lain adalah membawa sendiri sangkar dari rumah.

Jika merasa kurang yakin atau ragu-ragu dalam mencari dan memilih burung kicauan di pasar burung, tidak ada salahnya mengajak rekan yang sudah mengerti dan faham terhadap jenis burung kicauan yang Anda inginkan.

Apabila hunting burung di tempat yang masih asing, atau pedagang hanya menggelar lapaknya seminggu sekali, Anda mesti lebih cermat dan waspada. Biasanya para pedagang ini menggelar lapaknya di pinggir-pinggir jalan. Burung yang ditawarkannya pun beragam, dan rata-rata masih bakalan. Tawarlah burung sesuai dengan harga pasaran. Syukur-syukur bisa mendapatkan harga di bawah pasaran.

Jangan tergiur jenis burung tertentu (misalnya murai batu atau ciblek) yang menurut penjualnya sudah ngevoer total. Tetapi amati dulu gerak-gerik dan perilaku burung tersebut, meski Anda harus nongkrong lebih lama di tempat mereka. Wajib diperhatikan juga kondisi fisik burung, apakah sehat, aktif, dan tidak nyekukruk, atau justru lemas dengan mata berair, dan sering berada di dasar sangkar.

Pleci dalam kandang ombyokanSebagian burung dijual dalam kandang ombyokan (kandang bawah), sebagian sudah disortir.

Jika membeli burung dalam kandang ombyokan, pastikan burung yang diinginkan terlihat lincah, aktif, dan sering mengeluarkan bunyi. Jangan pilih burung yang terlihat jinak atau jinak lalat, khususnya yang masih bakalan. Sebab burung bakalan hasil tangkapan yang sudah jinak / jinak lalat dipastikan sedang dalam kondisi kurang fit atau tidak sehat.

Referensi : Omkicau